Jelaskan bagaimana business model berpengaruh pada bisnis yang dijalankan

Ada banyak model bisnis yang dibahas dari waktu ke waktu. Mulai dari era pra-digital dengan Porter Five Forces, Business Model Canvas yang banyak digunakan sekitar tahun 2010-an, hingga yang telah dimodifikasi saat ini dengan Lean Canvas.

Mereka semua memiliki kesamaan, intinya adalah bahwa dalam bisnis apa pun:

– Value apa yang ingin Anda berikan kepada user?

– Siapa yang didefinisikan sebagai user?

– Bagaimana nilai dapat diterima atau dinikmati oleh user?

– Siapa yang didefinisikan sebagai customer?

– Bagaimana saya membuat pelanggan customer?

Nilai apa yang ingin Anda berikan kepada user?

Intinya adalah ini: Masalah apa yang coba dipecahkan oleh perusahaan? Apa solusi untuk masalah ini? Kita ambil contoh mainan anak: masalah yang ingin kita selesaikan adalah kebosanan anak, solusinya adalah mainan yang membuat mereka senang.

Siapa yang didefinisikan sebagai user?

Ingat, user = yang menggunakan produk atau secara langsung menikmati nilai yang ditawarkannya. Belum tentu user = customer, hal ini sering salah kaprah. Dalam contoh kasus mainan anak-anak, anak menikmati mainannya tanpa membayar, bukan?

Bagaimana nilai dapat diterima atau dinikmati oleh customer?

Ini tentu saja teknis. Di toko mainan konvensional, mainan dinikmati dengan mencoba dan membelinya di tempat. Nah, di era pandemi seperti sekarang ini, lebih umum menonton demo mainan melalui video, lalu pesan dan dikirim melalui ekspedisi.

Siapa yang didefinisikan sebagai pelanggan?

Nah, customer inilah yang membayar untuk produk yang dijual. Namun, perlu diingat bahwa customer tidak sama dengan user, yang berarti pelanggan mungkin tidak menikmati produk sama sekali. Dengan mainan anak-anak, misalnya, orang tua yang membayarnya, kan?

Bagaimana Anda membuat pelanggan membayar?

Jika itu masalahnya, maka tentu saja harganya masuk akal bagi calon customer. Jika customer berpikir bahwa produk/jasa itu bermanfaat baginya, tentu saja dia akan membayar. Jika customer  tidak membayar, berarti harga produk atau jasa yang dijual tidak memberikan manfaat yang diharapkan.

So?

Sebenarnya masih banyak aspek lain yang bisa ditelaah, seperti: Pihak ketiga, channel promosi, spesialisasi produk/jasa dan sebagainya. Tentunya dengan metode atau framework apapun, kelima poin di atas selalu hadir dalam model bisnis. Sebuah perusahaan tidak dapat berjalan tanpa user, customer dan produk/jasa, bukan?

Hehe.

artikel ini disiapkan oleh:

Emil Yakhya

ini bio Emil

pertanyaan lebih lanjut hubungi via WhatsApp
Categorised in: