Mengapa bisnis yang tidak berorientasi keuntungan harus tetap memiliki laba?
Orientasi keuntungan dan laba adalah hal yang berbeda.
Laba dan keuntungan adalah hal yang sama.
Ilustrasinya seperti ini, ada mobil yang tidak berorientasikan kecepatan, tetapi ketika berjalan tentu tetap memiliki kecepatan bukan? Jadi mobil ini tidak dibuat untuk mencari kecepatan secepat-cepatnya, tapi namanya mobil kan harus jalan, ya tentu punya kecepatan. Dan cepat itu relatif.
Sama halnya dengan bisnis, bisnis yang tidak berorientasi keuntungan, atau non-profit organization, memang usahanya bertujuan untuk mencari laba sebesar-besarnya. Tapi karena pasti ada pengelolaan keuangan, dan setiap kelebihan keuangan pasti disebut dengan laba.
Coba bayangkan yayasan masjid. Masjid tentu dibuat bukan untuk nyari untung sebanyak-banyaknya. Tapi tentu ada pengelolaan keuangannya kan? Masjid tidak meminta uang ke jamaah, setiap jamaah solat. Tapi jamaah BOLEH dengan sukarela memberikan uangnya ke kencleng / kotak amal.
Hasil dari kotak amal tersebut, dipergunakan untuk semua keperluan masjid dan tentu untuk kegiatan amal untuk orang yang membutuhkan. Selisih dari uang yang masuk dikurangi dengan uang yang dikeluarkan, adalah laba atau profit atau keuntungan si masjid.
Kenapa tidak dihabiskan saja uangnya supaya tidak ada profit? ini tergantung kondisi di lapangan si organisasi tersebut. Jika oraganisasi tersebut memiliki kewajiban yang sudah dekat, misal gaji untuk karyawan atau gaji untuk marbot (dalam kasus masjid), tentu lebih bijak menabung uangnya supaya ketika jatuh tempo gaji, kewajiban tersebut bisa segera dibayarkan.